Dusun Ungkalan
JEMBER,
Pertanian di wilayah Jawa Timur merupakan salah satu penyumbang pangan skala nasional dengan komoditas padi, jagung dan kedelai. Bagian Timur pulau Jawa khususnya yang sering disebut wilayah Tapal Kuda merupakan sentra komoditas pertanian yang cukup baik. Kabupaten Jember, Bondowoso dan Situbondo merupakan kabupaten yang kami eksplorasi untuk menyampaikan pentingnya ketahanan pangan lokal berbasis petani yang mandiri akan produksi usaha taninya. Dusun Ungkalan Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember merupakan wilayah pertama yang kami kunjungi untuk berdiskusi bersama masyarakat yang mayoritas mata pencahariannya petani dan peternak. Dusun Ungkalan merupakan wilayah yang berada di tengah hutan jati, diatas tanah perhutani yang hingga kini masih banyak polemik dalam penggunaan lahan disana. Dusun Ungkalan memiliki lebih dari seribu jiwa yang terdiri dari 400 lebih keluarga dalam satu wilayah dengan akses jalan penghubung dengan desa lain yakni jembatan gantung. Masyarakat Dusun Ungkalan menanam berbagai komoditas tanaman pangan seperti padi dan jagung serta tanaman hortikultura seperti terong, cabai dan semangka.
Kondisi wilayah dusun memungkinkan bagi kami untuk belajar bersama masyarakat dalam bidang pertanian. Salah satu tokoh masyarakat Ungkalan menyatakan bahwa Ungkalan merupakan dusun yang telah menerapkan pertanian alami yakni pertanian yang menggunakan bahan alami sebagai budidaya usahatani. Budidaya alami yang dimaksudkan adalah bagaimana petani memanfaatkan kotoran ternaknya sebagai pupuk tanpa menggunakan pestisida yang cukup berat. Sistem pertanian seperti ini telah dilakukan lebih dari 40% petani Ungkalan yang tergabung dalam suatu wadah bernama Serikat Petani Ungkalan (SPU). SPU diketuai oleh bapak Fasoli dengan tujuan memberikan ruang diskusi bagi masyarakat Ungkalan. Awal perkenalan kami dengan bapak Fasoli yakni dengan mengenalkan bagaimana petani bisa berdaulat akan benihnya. Kami melihat petani Ungkalan telah menerapkan kemandirian dalam segi pupuk dan pestisida namun tidak dengan benihnya. Diskusi pertama kami menghasilkan konsep kecil bagaimana petani mengulas kembali benih-benih lokal yang mereka kenal dahulu.
Gambar. Kodisi Lahan di Dusun Ungkalan
Intensif kami melakukan diskusi bersama masyarakat SPU dengan memberikan pengetahuan kami untuk diimplementasikan bersama. Puncaknya pada diskusi bersama rekan rekan Mahasiswa pertanian dan aktivis-aktivis penggerak desa, pertanian dan koperasi dari berbagai wilayah di nusantara. Diskusi yang berlangsung selama dua hari di Dusun Ungkalan menghasilkan beberapa konsep salah satunya pembentukan koperasi benih lokal yang diorganisir oleh Serikat Petani Ungkalan. Pembentukan koperasi ditujukan untuk memantapkan kemandirian petani akan benihnya. Kami menilainya kedaulatan pangan berawal dari kemandirian petani akan usahataninya. Koperasi benih lokal dimulai dengan penanaman berbagai macam benih lokal jagung dan padi. Jagung lokal yang ditanam seperti jagung dara, pulut putih asal jepara, lumajang,situbondo dan NTT sedangkan padi lokal yang ditanam seperti ABS asal Tulungagung, Kabir 07 asal Aceh, Gendok Duku asal Banyuwangi dan lainlain.
Saat ini (2/12/17) petani Ungkalan telah memanem 3 karung jagung dara gelondong dari 8 ons benih dan akan diikuti oleh pemanenan jagung komposit Sukmaraga dari 1 kg benih. Padi lokal ditanam pada musim ini dikarenakan kondisi wilayah yang sarat akan air ketika musim kemarau dan akan berlimpah air ketika musim hujan. Kondisi alami juga terlihat dari lahan masyarakat yang rata-rata berada dibawah tanaman perhutani yakni jati, sengon dan lain-lain. Guguran daun tanaman tersebut terurai secara alami tanpa ada proses selain pembajakan lahan oleh petani menggunakan sapi. Koperasi benih diharapkan dapat mengelola input pertanian dari hulu hingga hilir secara sederhana. Sehingga diharapkan akan muncul sebuah produk baik untuk input pertanian maupun olahan sebagai output pertanian.
BalasHapusayo bergabung dengan kami di dewapk^^ diadd ya pin bb kami D87604A1
=