Jumat, 06 Mei 2016

Pengendalian OPT Tanaman Padi



Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang masih satu keluarga rumput berumpun. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak beribu tahun yang lalu. Tanaman pangan ini hampir menyebar diseluruh wilayah di Indonesia karena kesesuaian kondisi lahan dan lingkungan untuk pertumbuhannya dan peran masyarakat dalam mengembangkan tanaman ini. Tanaman padi tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa adanya perawatan. Perawatan tanaman padi dilakukan pada saat pembibitan, setelah dipindah ke lahan hingga saat padi dipanen. Musuh utama tanaman padi pada saat pembibitan adalah keong mas, wereng, belalang dan hama pengganggu lainnya. Persiapan lahan untuk pembibitan juga berpengaruh dengan tumbuhnya tanaman pengganggu atau sering disebut gulma. Tanaman padi yang telah dipindah dilahan memiliki kerentanan lebih karena jarak tanam dan jumlah tanaman yang ditanam per lubang tidak banyak.
Pengendalian OPT pada tanaman padi, dapat dikategorikan dalam suatu kegiatan yang cukup penting dari tahapan budidaya tanaman padi.  Meskipun cara bertanamnya benar dan benih yang ditanam menggunakan varietas unggul baru, namun bila tidak diimbangi dengan perawatan pengendalian OPT, maka hasil panen tidak maksimal karena tanaman akan rusak bahkan mati akibat populasi OPT atau organisme pengganggu tanaman yang tidak terkendaliPerawatan  padi harus ditangani dengan baik agar mendapatkan hasil panen padi yang optimal dan ada beberapa hal penting yang harus dilakukan dalam perawatan tanaman padi yaitu melakukan pemantauan, pengamatan dan terakhir baru mengendalikan OPT. Pengendalian OPT dimaksudkan sebagai usaha untuk menekan populasi OPT sampai pada tingkat yang tidak menimbulkan kerugian ekonomi dan mencegah kemungkinan terjadinya penyebaran OPT ke areal yang lebih luas pada berbagai lokasi/daerah. Hama dapat menyebabkan kerusakan yang berarti terhadap tanaman padi apabila tidak ditangani dengan baik (Tompunu dkk., 2014)
Teknik pengendalian OPT yang dapat dipilih atau dilakukan meliputi pengendalian  secara mekanik dan fisik, kultur teknik, dengan penggunaan varietas tahan, hayati/biologi, kimiawi, dan dengan peraturan perundang-undangan. Pada saat ini, banyak orang yang tidak memperhatikan dampak dari pengendalian OPT secara kimiawi. Sejauh ini pengendalian OPT dilakukan secara murah dan instan namun berdampak negatif bagi lingkungan. Pencegahan serangan OPT dapat diminimalisir dengan menggunakan varietas padi yang tahan OPT, musuh alami, menggunakan pembasmi OPT hayati, dan melakukan hal-hal lain yang dapat mencegah dan mengurangi OPT (Mugnisjah dan Setiawan, 2001).
Pemanfaatan musuh alami sebagai pengendali hayati untuk mengendalikan hama merupakan pilihan yang tepat untuk menekan penggunaan bahan kimia di sektor pertanian. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan ragam hayati, yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT). Organisme sebagai musuh alami OPT yang berguna tersebut dapat berfungsi sebagai pathogen, parasit, dan predator bagi hama-hama tanaman. Keberhasilan pemanfaatan musuh alami sebagai pengendali hayati hama sangat ditentukan pula oleh keadaan agroekosistem setempat, hal itu berkaitan dengan keragaman spesies serangga yang hidup pada pertanaman di ekosistem tersebut. Semakin tinggi keragaman serangga yang ada pada ekosistemn tersebut maka akan meningkatkan peluang keberhasilan dari pemanfaatan musuh alami dalam pengendalian tersebut. Semakin besar komposisi keragaman serangga maka ekosistem semakin stabil, karena dominasi salah satu serangga tidak akan terjadi (Subagiya, 2013).
Organisme pengganggu tanaman dapat diamati terlebih dahulu sebelum melakukan pembasmian. Tujuannya agar tidak salah dalam mengendalikan OPT yang ada. Kesalahan yang dilakukan dapat merusak lingkungan sekitar dan berdampak buruk bagi tanaman karena bukan tidak mungkin OPT semakin merajalela. Adanya pembasmi OPT baik secara kimiawi maupun hayati diharapkan dapat meredam populasinya  pada lahan. Pengendalian memang terasa sulit namun jika dicegah dengan mengatur pola tanam dan menanam dengan
varietas tanaman yang lebih tahan akan mempermudah dalam pengendalian OPT. Pengendalian organisme penganggu tanaman (OPT) di lahan organik memerlukan banyak inovasi untuk menekan penggunaan pestisida (Irsan dkk., 2014)

1 komentar:


  1. ayo segera bergabung dengan saya di D/E/W/A/P/K
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian semua bisa menang uang jutaan rupiah lo
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add pin bb nya D87604A1 terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus