Teknologi imunisasi pada tanaman padi merupakan sebuah inovasi
baru dalam konteks perlindungan sedini mungkin dalam melakukan pencegahan terhadap serangan hama penyakit sekaligus memperkuat fungsi
akar, batang dan daun sehingga tanaman mampu tumbuh secara optimal dalam
memanfaatkan pupuk, iklim dan air. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang
banyak menyerang tanaman padi salah satunya adalah penyakit blast atau sohor
dan biasa dikenal dengan nama patah leher. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan
Pyricularia Oryzae itu menyerang tanaman padi pada masa vegetatif. Saat vegetatif gejala pada daun terlihat bintik kecil
menyerupai belah ketupat berwarna kuning dan keunguan pada bagian tengah bintik.
Semakin lama bercak menjadi besar, hingga pada saat memasuki fase
generatif pangkal malai membusuk dan mudah patah. Karena posisi patahan
dipangkal malai sehingga disebutlah patah leher.
Serangan pada fase generative menyebabkan pangkal malai
membusuk, berwarna kehitanaman dan mudah patah (busuk leher). Penyakit blast
menyebabkan penurunan hasil sampai 50%. Jika produksi 10 ton per Ha maka petani
akan kehilangan sekitar 5 ton per Ha. Itu karena pengisian bulir yang tidak sempurna karena patah leher.
Kelembaban merupakan salah satu faktor yang menyebabkan jamur Pyricularia
oryzae (P. grisea) mudah berkembang, terlebih ketika musim hujan dan jarak
tanam terlalu rapat. Jamur berkembang optimum pada suhu 24-28 derajat Celcius. Fase rentan pada tanaman padi adalah pada saat
persemaian dengan stadia vegetatif (blas daun) umur 30-50 hst dan stadia
generatif (blas leher)umur 60-80 hst. Perkembangan penyakit blas dipicu oleh
penanaman varietas padi yang peka, jarak tanam rapat dan pemupukan N tinggi
tanpa diimbangi dengan P dan K. Selain itu, penyakit blas tergolong seed born
disease (penyakit terbawa biji/benih). Artinya, bila benih dari tanaman
terserang patogen blas ditanam, maka tanaman padi yang tumbuh dari benih
tersebut sudah membawa patogen blas.
Direkomendasikan untuk melakukan pengendalian penyakit
blas sebagai berikut:
1. Tanam benih sehat. Benih sehat adalah benih yang tidak
membawa patogen blas. Benih ini berasal dari tanaman yang tidak terserang
patogen blas (tidak bergejala blas, baik daun maupun pangkal malai). Benih
sehat juga dapat diperoleh dengan perlakuan benih menggunakan fungisida
sistemik seperti Pyroquilon dengan takaran 8 g/kg benih. Fungisida lain untuk
perlakuan benih adalah Tricyclazole dan Benomyl-T
2. Tanam varietas tahan. Inpari 4, 11, 14 dan Inpari
Sidenuk tahan/toleran terhadap penyakit potong leher. Penggunaan VUB ini
menurunkan infeksi penyakit potong leher 46-94%, tergantung VUB yang digunakan.
3. Tanam cara jajar legowo. Dengan tanam jajar legowo,
kelembaban di pertanaman padi tidak tinggi, dapat menghambat perkembangan
penyakit blas.
4. Pemupukan NPK sesuai kandungan hara tanah. Dengan
pemupukan NPK sesuai kandungan hara tanah, kebutuhan unsur hara tanaman padi
dapat dipenuhi sehingga tanaman padi tumbuh optimal dan dapat mempertahankan
diri dari gangguan penyakit blas.
5. Menyemprot tanaman padi dengan fungisida. Fungisida
Tricyclazole efektif mengendalikan penyakit blas leher bila disemprotkan pada
saat bunting dan berbunga. Fungisida-fungisida lain yang juga efektif adalah
Edifenphos, Tetrachlorophthalide, Kasugamycyn, IBP, Isoprotionalane,
Thiophanate methyl dan Benomyl + mancozeb.
Daftar Pustaka
BalasHapusdicoba keberuntungannya bersama kami, menangkan uang jutaan rupiah, hanya dengan minimal deposit 10.000
yuk bergabung segera dengan kami di dewapk^^ segera di add pin bb kami D87604A1 :* :*