Sabtu, 07 Mei 2016

Penyakit Blas Tanaman Padi

Teknologi imunisasi pada tanaman padi merupakan sebuah inovasi baru dalam konteks perlindungan sedini mungkin dalam melakukan pencegahan terhadap serangan hama penyakit sekaligus memperkuat fungsi akar, batang dan daun sehingga tanaman mampu tumbuh secara optimal dalam memanfaatkan pupuk, iklim dan air. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang banyak menyerang tanaman padi salah satunya adalah penyakit blast atau sohor dan biasa dikenal dengan nama patah leher. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia Oryzae itu menyerang tanaman padi pada masa vegetatif.  Saat vegetatif gejala pada daun terlihat bintik kecil menyerupai belah ketupat berwarna kuning dan keunguan pada bagian tengah bintik. Semakin lama bercak menjadi besar, hingga pada saat memasuki fase generatif pangkal malai membusuk dan mudah patah. Karena posisi patahan dipangkal malai sehingga disebutlah patah leher.
Serangan pada fase generative menyebabkan pangkal malai membusuk, berwarna kehitanaman dan mudah patah (busuk leher). Penyakit blast menyebabkan penurunan hasil sampai 50%. Jika produksi 10 ton per Ha maka petani akan kehilangan sekitar 5 ton per Ha. Itu karena pengisian bulir yang tidak sempurna karena patah leher. Kelembaban merupakan salah satu faktor yang menyebabkan jamur Pyricularia oryzae (P. grisea) mudah berkembang, terlebih ketika musim hujan dan jarak tanam terlalu rapat. Jamur berkembang optimum pada suhu 24-28 derajat Celcius. Fase rentan pada tanaman padi adalah pada saat persemaian dengan stadia vegetatif (blas daun) umur 30-50 hst dan stadia generatif (blas leher)umur 60-80 hst. Perkembangan penyakit blas dipicu oleh penanaman varietas padi yang peka, jarak tanam rapat dan pemupukan N tinggi tanpa diimbangi dengan P dan K. Selain itu, penyakit blas tergolong seed born disease (penyakit terbawa biji/benih). Artinya, bila benih dari tanaman terserang patogen blas ditanam, maka tanaman padi yang tumbuh dari benih tersebut sudah membawa patogen blas.
Direkomendasikan untuk melakukan pengendalian penyakit blas sebagai berikut:
1. Tanam benih sehat. Benih sehat adalah benih yang tidak membawa patogen blas. Benih ini berasal dari tanaman yang tidak terserang patogen blas (tidak bergejala blas, baik daun maupun pangkal malai). Benih sehat juga dapat diperoleh dengan perlakuan benih menggunakan fungisida sistemik seperti Pyroquilon dengan takaran 8 g/kg benih. Fungisida lain untuk perlakuan benih adalah Tricyclazole dan Benomyl-T
2. Tanam varietas tahan. Inpari 4, 11, 14 dan Inpari Sidenuk tahan/toleran terhadap penyakit potong leher. Penggunaan VUB ini menurunkan infeksi penyakit potong leher 46-94%, tergantung VUB yang digunakan.
3. Tanam cara jajar legowo. Dengan tanam jajar legowo, kelembaban di pertanaman padi tidak tinggi, dapat menghambat perkembangan penyakit blas.
4. Pemupukan NPK sesuai kandungan hara tanah. Dengan pemupukan NPK sesuai kandungan hara tanah, kebutuhan unsur hara tanaman padi dapat dipenuhi sehingga tanaman padi tumbuh optimal dan dapat mempertahankan diri dari gangguan penyakit blas.
5. Menyemprot tanaman padi dengan fungisida. Fungisida Tricyclazole efektif mengendalikan penyakit blas leher bila disemprotkan pada saat bunting dan berbunga. Fungisida-fungisida lain yang juga efektif adalah Edifenphos, Tetrachlorophthalide, Kasugamycyn, IBP, Isoprotionalane, Thiophanate methyl dan Benomyl + mancozeb.

Daftar Pustaka

1 komentar:


  1. dicoba keberuntungannya bersama kami, menangkan uang jutaan rupiah, hanya dengan minimal deposit 10.000
    yuk bergabung segera dengan kami di dewapk^^ segera di add pin bb kami D87604A1 :* :*

    BalasHapus